Jakarta, detif.id
Bisnis pijat plus-plus belakangan ini menjadi primadona bagi lelaki hidung belang. Esek-esek dan bisnis prostitusi berkedok GOLDEN FLOW Massage Cafe & Resto yang difasilitasi Aan, belakangan ditengarai memperdagangkan orang. Jika hal ini terjadi, maka diancam Pasal 33 UU RI Nomr 44 Tahun 2008 yang berbunyi; Setiap orang yang mendanai atau menfasilitasi perbuatan sebgaimana dimaksud dalam Pasal 7, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun, dan paling lama 15 tahun, dan denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 7. 500. 000.000,00 ( tujuh milar lima ratus juta rupiah).
Dengan menyuguhkan wanita-wanita cantik yang berpakaian minim, dijadikan sebagai umpan untuk menggoda lelaki hidung belang, yang bersedia menguras kocek dalam-dalam, untuk dapat menikmati berbagai permainan sex.
Baca Juga: EENVY Resto & Massage Perdagangkan Orang Berkedok Panti Pijat, Tidak Tersentuh Hukum?
Golden Flow Massage Café & Resto yang berlokasi di Ruko Daan Mogot Baru, Blok. KJ-F, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, yang dikelola Koko Aan (Bukan nama sebenarnya) mengarahkan anak buahnya selalu berpenampilan sexi dan cantik, yang sanggup menyihir para tamu yang sempoyongan karena banyak minum alkohol. Sehingga para terpis yang cantik dengan mudah menuntun para tamu tersebut masuk ke dalam kamar.
Sementara kamar yang tersedia layaknya seperti kamar perawatan tubuh, maka tak heran, bisnis esek-esek berkedok Golden Flow Massage Café & Resto selalu ramai pengunjung. Harus diakui Mami/Kasir dan Papi Aan ahli dalam mengelola bisnis pijat plus-plus berkedok resto.
Sementara harga yang ditawarkan mulai dari Rp 150 ribu S/d 300 ribu per jam, tergantung jenis pijat dan kualitas ruangan pijat yang dipergunakan. Untuk servis extra dari terapis beda lagi. Pelanggan harus rela membayar 2x lipat bahkan lebih kepada terapis.
Mayoritas para tamu memberi uang tip Rp 50 ribu s/d 200 ribu. “Kalau bercinta kita nego terlebih dahulu. Harga bisa menjadi Rp 400-500 ribu rupiah sekali show time,” ungka Abel yang mengaku sudah menjalani propesi terapis selama 2 tahun di Golden Flow Massage Café & Resto.
Baca Juga: Prostitusi Terselubung di Poseidon Spa & Massage di Cengkareng, Resahkan Warga?
Untuk tidak merubah wajah Jakarta Barat menjadi kota mesum, banyak pihak mengharapkan kehadiran :
- Menteri Pariwisata
- Paramono Anum, Gubernur DKI Jakarta.
- Kepala Inspektorat DKI Jakarta.
- Kepala Satpol (PP) DKI Jakarta.
- Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
- Walikota Jakarta Barat.
- Ketua Komis B DPRD DKI Jakarta.
- Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Pejabat tersebut diharapkan warga Jakarta Barat untuk bersama sama melaksanakan sidak ke lapangan. Jika dalam pelaksanaan sidak dan pengembangnnya, terbukti Golden Flow Massage Café & Resto mengelola TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) untuk mata pencaharian, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 52 Pergub 18 Tahun 2018. Setiap pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 39, Pasal 43,Pasal; 46 ayat ( 1) dikenai sanksi :
- Teguran Tertulis Pertama
- Teguran Tertulis Kedua
- Teguran tertulis ketiga.
- Penghentian sementara usaha pariwisata.
Di sisi lain, Koko Aan sebagai pengelola prostitusi berkedok usaha Golden Flow Massage Café & Resto melakukan tindak Pidana Pasal 296 KUHP.
Baca Juga: Praktek Perdangan Manusia Berkedok Bar Massage DJ di Pablo Grogol, Resahkan Warga?
Terbukti, Germo Aan dengan sengaja memudahkan perbuatan cabul orang lain terhadap orang lain, menjadikannya sebagai pencaharaian. Itu jelas melakukan tindak pidana.
Menghindari pemberitaan sepihak, media detif.id beberapa kali mengkonfirmasi pengelola ke lokasi, namun pengelola tidak pernah ditemui di lokasi.
Hingga berita ini naik tayang, bisnis prostitusi berkedok Golden Flow Massage Café & Resto masih terus beroperasi.
( Radot M).